Menemukan ruh pembangunan yang memberdayakan tidaklah mudah. Reformasi di Indonesia pada tahun 1998 telah memilih sis-tem desentralisasi. Otonomi daerah menjadi konsep operasionalnya. Bukan tidak berhasil, tapi penyelenggaraan otonomi daerah ternyata belum mampu melahirkan kesejahteraan bagi lapisan masyarakat ter-bawah yang hidup di desa. Bahkan gini rasio 1 terus meningkat sudah di atas 0,41 yang menandakan kesenjangan ekonomi yang semakin lebar. Otonomi daerah cenderung jamak menyediakan karpet merah bagi kelompok usaha untuk mengelola sumber daya alam daerah. Tidaklah mengherankan bahwa di era otonomi daerah lengket dengan paradigma market driven development dan desa masih terpinggirkan.
Desa Membangun Indonesia

Bagikan artikel ini:
Komentar
Kirim Komentar
APBDes 2021 Pelaksanaan
Rp2,323,197,382
Rp2,323,410,765
Rp2,389,389,995
Rp2,597,871,852
Rp274,461,087
Rp274,461,087
APBDes 2021 Pendapatan
Rp0
Rp3,465,047
Rp30,035,000
Rp30,847,429
Rp1,027,102,000
Rp1,027,102,000
Rp129,407,287
Rp125,115,545
Rp1,009,519,000
Rp1,009,519,000
Rp50,000,000
Rp50,000,000
Rp68,861,744
Rp68,861,744
Rp8,272,351
Rp8,500,000
APBDes 2021 Pembelanjaan
Rp1,036,736,519
Rp1,079,721,138
Rp954,935,376
Rp1,052,757,349
Rp168,050,900
Rp203,388,455
Rp35,523,700
Rp48,832,410
Rp194,143,500
Rp213,172,500